Ø HASUD
Secara bahasa
hasud adalah iri dengki, adapun secara istilah yaitu mengharapkan hilangnya
kenikmatan yang dimiliki orang lain; baik dalam ilmu, harta benda ataupun ibadah,
serta hal-hal lain yang membawa kebahagiaan pada orang yang tersebut.
Kata hasud
berasal dari bahasa Arab, yaitu: Hasada-Yahsudu-Hasadan,
yang artinya iri hati
atau dengki. Sifat ini sangat berbahaya, dan bisa menyerang kepada siapapun,
kapanpun, dan dimanapun tanpa pandang bulu, ras ataupun agama.
Dijelaskan pada
surat Al Baqarah ayat 109
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ
أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ
حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka
dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena
dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka
kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.]
Rasulullah SAW
bersabda:
“Terdapat
tiga perkara yang dapat merusak seseorang yaitu sifat bakhil yang dituruti,
nafsu yang dituruti dan merasa bangga dengan dirinya sendiri”.
Tanpa disadari
sifat hasud merupakan dampak dari kekikiran, suatu sifat yang ada
dalam diri seseorang untuk tidak ingin berbagi dan menyalurkan rezeki
pemberian Allah yang dimiliki kepada sesamanya. Orang yang hasud
adalah mereka yang tidak rela terhadap seseorang yang mendapatkan nikmat
dari Allah SWT, baik berupa harta, ilmu, kekuasaan, ataupun pujian dan
sanjungan. Oleh karena itu, ia selalu berharap kepada orang lain untuk tidak
mendapatkanya, walaupun nikmat itu juga tidak jatuh kepada dirinya. Syeikh
Ahmad Rifai dalam kitabnya Riayah Al-Himmah Juz 2 korasan 22,
halaman 19, baris 9 menjelaskan:
Yang
dinamakan hasud yaitu mengharapkan hilangnya kenikmatan pemberian Allah SWT
kepada orang-orang (Islam) yang telah mendapatkan kenikmatan.
Akan
tetapi beliau menguraikan lebih jauh, bahwa kadang diperbolehkan mengharapkan
hilangnya kenikmatan seseorang atas pemberian Allah, karena segala anugerah
yang telah ia dapatkan hanya untuk membantu perbuatan yang sia-sia, seperti
sengaja membantu untuk digunakan ke arah maksiyat dan kezaliman, sebagaimana
beliau mengutip ungakapan ulama
وَيَجُوْزُ أَنْ يَحِبَّ زَوَالِ
النِّعْمَةِ مِمَّا يَسْتَعِيْنُ عَلَى الظُّلْمِ وَالْمَعْصِيَّةِ
Rasulullah
SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ:أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ
الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ
كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
Dari
Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:” Ketahuilah bahwa hasud itu memakan
pahala amal baik, sebagaimana api memakan kayu bakar”.
Betapa
bahayanya apabila sifat ini melekat dalam diri kita. Orang yang senantiasa
bersifat hasud maka ia akan selalu tersiksa baik di dunia ataupun di akhirat, didunia
batinnya akan merana karena dirinya tidak rela nikmatnya jatuh kepada orang
lain, sedangkan di akhirat ia akan mendapatkan siksaan yang pedih atas apa yang
ia perbuat.
Cara
menghindari perilaku hasud :
1. Tanamkan iman yang kuat dalam hati,
supaya tidak tergoda untuk brbuat hasud
2. Berkeyakinan bahwa hasud termasuk
perbuatan keji
3. Berkeyakinan bahwa hasud akan
mendatangkan malapetaka
4. Memahami bahwa hasud dilarang agama
Ø RIYA’
Secara bahasa, Riya’
adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia, adapun secara
istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat dalam hati karena demi manusia, dunia
yang dikehendaki dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWTAl-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah
menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku
amalan itu”. Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan
memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. Sementara Imam Habib Abdullah Haddad pula
berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati
daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.
SURAT ALMA’UN AYAT 1-7
رَأَيْتَ
الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢)وَلا
يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣)فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤)ونَسَاهُ
صَلاتِهِمْ عَنْ هُمْ الَّذِينَ (٥)يُرَاءُونَ هُمْ الَّذِينَ (٦)الْمَاعُونَ
وَيَمْنَعُونَ (٧)
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal kebaikan
bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara
memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau
penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan padanya
Sebagaimana ulama mengatakan
وَالرِّيَاءُ إِيْقَاعُ الْقُرْبَةِ
لِقَصْدِ النَّاسِ
“Riya’
adalah melakukan ibadah karena mengharap arah kepada manusia supaya mendapat
keuntungan darinya (pujian dan penghormatan)”.
Oleh itu, Syeikh
Ahmad Rifa’i berpesan bahwa riya’ merupakan perbuatan haram dan
satu diantara dosa
besar yang harus dijauhi serta di tinggalkan supaya selamat dan amalnya
manfaat sampai di negeri akhirat.
SURAT ANNISA’ AYAT 142
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
Macam-macam Riya’
Lebih lanjut,
beliau menjelaskan bahwa riya’ ada 2 macam, sebagaimana ulama menguraikannya
وَهُوَ قِسْمَانِ : رِيَاءٌ
خَالِصٌ كَانَ لاَ يَفْعَلَ الْقُرْبَةَ إِلاَّ لِلنَّاسِ ,
وَرِيَاءٌ شِرْكٌ كَانَ
يَفْعَلَهَا ِللهِ وَلِلنَّاسِ وَهُوَ أَخَفُّ مِنَ الْأَوَّلِ
“ riya’ dibagi
kedalam dua tingkatan: riya’ kholish yaitu melakukan ibadah
semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia, riya’ syirik
yaitu melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga
karena untuk mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur”.
Adapun
dampak negatif riya,yaitu :
a.
Menghapus
pahala amal baik
b.
Mendapat
dosa besar karena riya merupakan perbuatan syirik.
c.
Terhalang
dari Hidayah dan Taufik dari Allah swt
d.
Menimbulakan
keguncangan jiwa dan kesempitan hidup
e.
Tercabutnya
kewibawaan
f.
Merasa
berat dalam menjalankan segala bentuk ibadah.
g.
Berpotensi
saling bermusuhan, karena ia mengungkit apa yang yang diberikannya kepada orang
lain
Cara
mrnghindari sifat Riya yaitu :
a.
Melatih
diri untuk beramal secara ikhlas.
b. Mengendalikan diri supaya tidak
bangga apabila ada orang lain yang memuji amal kita
c.
Menahan
diri tidak emosi apabila ada orang lain yang meremehkan amal kebaikan kita
d. Tidak suka memuji kebaikan orang
lain secara berlebihan karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya
e.
Melatih
diri untuk bersedekah secara sembunyi – sembunyi untuk menghindari sanjungan
orang lain
f.
Merenungi
dan mengingat dampak dari perbuatan riya
g. Membiasakan diri menolong atau
membantu pekerjaan orang lain tanpa harus disuruh dan meminta imbalan.
Ø
Zalim atau Aniaya
Kata zalim berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata ضَلَمَ – يَضْلِمُ yang berarti
gelap,,aniaya, rugi, atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Sedangkan menurut istilah zalim adalah perbuatan yang melampaui batas terhadap
jiwa, harta atau kehormatan orang lain dan menentang terhadap kebenaran.
ARTINYA : Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang melakukan kezaliman kepada manusia dan bermaharajalela di muka bumi dengan tiada sebarang alasan yang benar. Mereka itulah orang-orang yang beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
Dan juga dijelaskan dalam
Dan juga dijelaskan dalam
a. Al – Quran
وَلا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan”. ( QS.huud:113 )
b. Hadist
وَعَنْ جَابِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِتَّقُوْ الظُّلْمَ
فَاِنَ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ
( واه مسلم )
Artinya :”Diterima dari Jabir ra bahwa Nabi
SAW. bersabda: “Takutilah kezaliman itu sebab sesungguhnya kezaliman itu
merupakan kegelapan pada hari kiamat ( HR. Muslim )
Ada pun Bentuk dan contoh perbuatan
aniaya yaitu :
a.
Zalim
kepada Allah, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah dan
melaksanakan laranganNya.Contohnya : meninggalkan ibadah shalat, puasa, zakat
dan ibadah lainnya,bahkan berbuat syirik, sihir dan perbuatan terlarang
lainnya.
b.
Zalim kepada
diri sendiri,
Contohnya
: Membiarkan diri sendiri tetap bodoh,miskin, malas, minum-minuman keras, bunuh
diri dan lain-lain.
c.
Zalim
kepada orang lain (sesama manusia),
Contohnya
: mengumpat, mengadu domba, memfitnah, mencuri, merampok,
penyiksaan, pembunuhan, dan lain-lain.
d.
Zalim
kepada makhluk lain atau alam sekitarnya,
Contohnya
: menebang pohon tanpa aturan, membuang sampah sembarangan, menyembelih
binatang dengan senjata tumpul, dan lain-lain
Adapun dampak negatif Aniaya,yaitu :
a.
Akan
memperoleh azab dan siksa
b. Orang lain akan takut bergaul
dengannya
c.
Akan
dibenci oleh orang-orang yang ada di sekitarnya
d. Dapat mencelakakan orang lain
e.
Akan
mempunyai sifat – sifat tercela seperti sobong,congkak,arogan,sewenang –
wenang,dll
Cara
menghindari perilaku zalim atau aniaya
a.
Selalu
waspada dan hati-hati dalam setiap menghadapi masalah
b. Jangan membuka aib atau cacat
orang lain
c.
Menumbuhkan
rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antarsesama
d. Menyadari bahwa setiap perbuatan
mempunyai sebab akibat sesuai dengan sunnatullah
e.
Menyadari
do’a orang yang teraniaya itu makbul
f.
Membiasakan
diri bersyukur kepada Allah SWT
g.
Berhati-hati
dalam bertindak, berbicara dan dalam menerima setiap informasi yang ada
i. Membiasakan menjaga amanah,
yaitu memberikan hak orang lain
j.
Membiasakan
bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara.
Ø Diskriminasi
Diskriminasi adalah perbedaan.
Sedangkan menurut istilah diskriminasi adalah bersikap
membeda-bedakan atau memisahkan antara sesama manusia, baik karena perbedaan
derajat, suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, usia, golongan, ideologi dan
sebagainya.
SURAT
ABASA AYAT 1-10
(1)
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, (2) Karena Telah datang seorang
buta kepadanya (3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari
dosa), (4) Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi
manfaat kepadanya? (5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (6) Maka
kamu melayaninya. (7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak
membersihkan diri (beriman). (8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan
bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), (9) Sedang ia takut kepada (Allah).
(10) Maka kamu mengabaikannya.
Padahal
dalam Al-Quran dijelaskan dalam surat AL-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS.Al-Hujurat:13)
Adapun
contoh perbuatan diskriminasi yaitu :
a.
Sebagian
masyarakat yang menempatkan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
b.
Adanya
jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin.
c.
Di Amerika
Serikat, adanya penggolongan antara orang yang berkulit putih dengan orang yang
berkulit hitam ( orang Negro ),Orang kulit putih beranggapan bahwa mereka
adalah orang pribumi.Sedangkan orang Negro dianggap sebagai budak dan merupakan
sumber kerusuhan dan kekacauan.
d.
Stevan
yang beragama Kristen enggan berteman dengan Yusuf yang beragama
islam.Hal ini dikarenakan perbedaan agama.
Adapun
dampak negatif diskriminasi,yaitu :
a.
Mengakibatkan
munculnya sifat yang buruk yaitu kecongkakan atau kesombongan.
b.
Membanggakan
diri sendiri dan meremehkan orang lain
c.
Memunculkan
sikap apatis (sifat masa bodoh) yang menumbuhkan kehancuran tatanan masyarakat
d.
Manusia
terkoyak-koyak pada golongannya sendiri
Cara
menghindari perilaku diskriminasi
a.
Menyadari
bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan
mereka.
b. Melihat keragaman ciptaan,
bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.
c.
Allah
tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.
d. Membiasakan diri menghindari
sifat-sifat saling merendahkan, saling mencela, saling
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek
(saling
curiga), saling mencari-cari kejelekan orang lain, saling menggunjig
SUMBER: http://www.google.com/ dan tugas BTQ
0 komentar:
Posting Komentar