Menurut penelitian, ternyata sekitar 6000 tahun lalu gurun
Sahara adalah tempat yang dipenuhi tanaman.
Setelah bumi mendingin dan ditempati beberapa makhluk hidup,
di daerah Afrika ada zaman yang disebut dengan African Humid Period. Pada masa
itu, sebagian besar daratan Afrika menghijau karena ditumbuhi oleh beragam
tanaman.
Namun, dikutip dari Live Science (05/04), setelah era
African Humid Period atau juga disebut masa lembab Afrika, sekitar 6000 tahun
lalu, sebagian besar wilayah Afrika menjadi kering karena tertutup oleh
banyaknya pasir.
Para peneliti menjelaskan bahwa ada kemiripan antara pasir
di daratan Afrika khususnya di gurun Sahara dengan yang sudah menjadi sendimen
di samudera Atlantis.
Dari hasil kemiripan tersebut muncul sebuah pemikiran bahwa
di akhir era African Humid Period, iklim di bumi sangat berdebu dan banyak
pasir yang terbawa oleh angin.
Selain itu, perkiraan lainnya adalah ada kemungkinan arah
angin terbesar berasal dari utara benua Afrika dan pasir-pasir yang terbawa
banyak menumpuk di Sahara.
Dengan kurun waktu ribuan tahun, maka secara logika
pasir-pasir tersebut juga akhirnya menutupi sebagian besar wilayah Sahara dan
menjadikannya sebuah gurun tandus yang tak lagi hijau.
Menurut tulisan di Wikipedia, salah satu penyebab lain dari
tandusnya Sahara karena di era es mencair, mata air yang menjadi sumber
kehidupan hewan dan tumbuhan juga ikut menyusut.
Hal tersebut ditambah lagi dengan hembusan angin panas yang
selama ribuan tahun menerpa daerah tersebut. Sedikit berbeda dengan penelitian
di atas, menurut Wikipedia, Sahara menjadi daerah kering sekitar 13 ribu tahun
lalu, sedangkan peneliti mengatakan bahwa Sahara akhirnya menjadi gurun pasir
di akhir era African Humid Period (6000 tahun lalu).
Sayangnya, tidak dijelaskan kenapa Sahara saja yang akhirnya
menjadi 'gudang pasir' sedangkan di daerah Afrika lainnya hanya terlihat tandus
namun tidak sampai menjadi gurun.
0 komentar:
Posting Komentar